thisinvisigirl

---

Andrew bangun pas jam weker diatas natas bunyi, berisik banget bikin cowok jangkung itu jadi mengerang pelan sebelum tangannya naik dan matiin jam berbentuk bebek itu sebelum mengerngitkan keningnya pas tangannya yang nganggur udah nggak nemuin sosok yang harusnya masih ada disebelahnya.

“Hon, where are you??” seru Andrew sambil nyoba buka mata dan terduduk.

Tak ada sahutan setelahnya yang bikin Andrew jadi menyibak selimutnya dan beranjak. Cuaca pagi ini masih dingin dan sedikit mendung, Andrew jadi mengeratkan kardigan yang dia pake sebelum keluar dari kamar hotel.

Senyum Andrew mengembang pas ngeliat Hanan berdiri sambil meluk diri sendiri di balkon luar, cowok jangkung itu jadi jalan mendekat dan sejurus kemudian ngelingkarin lengan panjangnya ke tubuh Hanan.

“Tak cariin ndak ada. Ngapain?? Masih pagi haruse seh bergelung ambek selimut yooo,” kata Andrew sambil ngeratin pelukannya dan naruh dagunya keatas kepala Hanan.

Hanan menggeleng kecil sambil terkekeh, “Niatnya tadi meh nontonin sunrise tapi mendung,” balasnya bikin Andrew jadi tergelak.

“Dewi keberuntungan lagi gak berpihak ambek kamu paling, ancene kamu tuh dikongkon diem ndek kasur sambil melakukan adegan dewasa samaku kok.”

Habis ngomong gitu lengan Andrew ditabok keras sama Hanan, sembarang aja kalo ngomong ya.

“Tapi sungguhan se bener kata mamas, dingin-dingin ngene enak e ancen menambah jumlah penduduk samamu,” celetuk Andrew sambil mutar badan kecil Hanan biar berhadapan sama dia dan ditarik mendekat.

Hanan jadi ketawa kecil sebelum tangannya naik dan mengalung ke leher Andrew, “Yaudah, then kiss me.”

Dengan titah itu tangan besar Andrew yang entah sejak kapan bertengger di tengkuk Hanan jadi narik kepala yang lebih pendek buat kemudian dia cumbu. Ciumannya nggak yang langsung menuntut, ciuman kupu-kupu sambil sesekali ketawa entah karena apa.

Tapi lama kelamaan ciuman yang Andrew siasati itu berubah jadi ciuman hangat dan menuntut, dengan lumatan dan lidah yang ikut andil.

Hanan melenguh pas Andrew dengan sengaja meremas pinggang rampingnya dari balik piyama satin yang cowok itu pakai sebelum kembali dielus sepanjang punggung.

“Ke kamar aja ya? Atau mau disini aja biar orang-orang liat??” kata Andrew mengerling jahil setelah melepaskan lumatannya pas dapat tepukan keras di dadanya tanda Hanan mulai kehabisan oksigen.

“Nggak usah aneh-aneh, please, ke kamar aja.” sejurus dengan berakhirnya kalimat itu badan kecil Hanan diangkat dan kakinya refleks melingkari pinggang Andrew berharap agar tidak terjatuh.

Andrew tanpa bersusah payah membawa Hanan digendongannya kembali menyatukan bibir keduanya kedalam pagutan lembut seiring langkahnya menuju kamar.

“Enjoy your heaven, my lord.” celetuk Andrew sambil nidurin Hanan ke ranjang dengan hati-hati.

Hanan terkikik geli pas Andrew dengan sengaja niupin telinganya, bikin dia bergidik geli sebelum kembali meremat rambut belakang Andrew yang udah sedikit panjang.

Lenguhan halus perlahan terdengar sesekali pas Andrew mulai melancarkan aksinya buat ninggalin bekas merah keunguan di leher jenjang Hanan.

“Nghh, Andrew!” pekik Hanan pas Andrew meremas pelan penisnya dari luar celana, bikin Andrew jadi terkekeh ringan ditengkuknya yang mana malah bikin Hanan jadi merinding sebadan-badan.

Elusan tangan Andrew lama kelamaan jadi makin cepet sebelum tangannya menelusup ke balik celana dalam Hanan dan piyama satinya yang entah sejak kapan udah diturunin sebatas lutut.

“Wow, kamu se sange itu ya aku cium tadi di balkon? Udah keras banget, bisa dong ya keluar cuma pake jariku aja??”

Kalo bisa ngelak Hanan udah daritadi nendang Andrew biar cowok jangkung itu nggak main-main sama penisnya lebih lama, tapi sensasi yang Andrew kasih dan pijatan lembut di penisnya bikin Hanan pening setengah mati. Jadi yang dia lakuin cuma menggeleng kecil sebelum lanjut ngangguk-ngangguk mantap jawab kalimat Andrew.

Satu jari Andrew udah berhasil masuk kedalam anal Hanan yang bikin cowok dibawah kukungan Andrew itu jadi memekik kecil sembari meremat sebelah lengan Andrew yang berada disisinya.

“Hanan, jawab aku… Enak nggak aku rojokin gini pake jariku?” otak Hanan beneran udah kosong, isinya cuma nama Andrew yang berkali-kali keluar sebagai jawaban disetiap tanya yang pacarnya itu ucapkan.

Beneran Hanan rasanya kayak lagi ngunjungin surga, pinggulnya diangkat naik seiring manuver jari Andrew di analnya dipercepat. “Hanan…” panggil Andrew pas Hanan nggak kunjung menjawab pertanyaan, masih sambil ngeluar-masukin jarinya.

“Iyaa… nghh—please… Andr—Andrew Andrew…” berisik banget sambil ngangguk-ngangguk cepet bikin Andrew jadi mengembangkan senyumnya, “Ahh… there Andrew, yes right there…“pekik Hanan pas Andrew nemuin sweet spotnya.

Andrew tak henti menarik senyum, matanya fokus menatap pada wajah cantik Hanan yang sudah sayu dan berkeringat. “Is it there, baby? Hm?” katany sembari tangannya tak berhenti bergerak.

Pandangan Hanan memburam, Andrew kembali nambahin satu jari lainnya dan pada suatu titik tangannya berhenti bergerak dan ganti nyiptain pola menggunting yang bikin Hanan nyaris hilang akal.

Napas Hanan tersentak dan memberat pas Andrew negakin badan dan jadi terduduk, tangannya yang semula lebih banyak diam jadi ikut andil dengan ngocokin penis Hanan yang udah siap banget nyemburin spermanya karena ujung penis cowok itu udah merah.

Andrew nggak berhenti ngasih stimulasi bikin seluruh tubuh Hanan berasa kehilangan bobotnya dan satu-satunya nama yang melekat di pikirannya saat ini cuma milik cowok jangkung yang masih main-mainin ujung penisnya.

“Hngh, fuck. Andrew…”

“That's it, baby.”

Hanan keluar banyak banget dan ngotorin tangan Andrew dan kena ke kardigan yang belum Andrew lepasin.

Butuh beberapa saat buat Hanan untuk bisa nenangin diri dan ketika pandangannya yang semula memutih udah kembali, Hanan bisa ngeliat Andrew yang natap dia tanpa jeda.

“Feels great??” Andrew nanya sambil ngecupin kening Hanan. Sorot mata cowok jangkung itu sangat lembut, bikin Hanan merasa jadi makhluk paling indah di dunia. Membuatnya merasa disayangi begitu dalam.

Hanan cuma ngangguk sebelum ngedorong badan besar Andrew supaya menyingkir dan merubah posisi keduanya.

“Oh wow, sabar sayang.” seru Andrew sambil nyengir pas Hanan dengan nggak sabaran mulai nyopotin kancing piyama Andrew satu persatu setelah ngelepasin kardigan yang cowok itu pake.

Andrew meringis pas penis tegangnya ngegesek celana dalamnya pas diturunin dengan nggak sabaran sama Hanan. “Hanan… baby—” Andrew jadi ngelemparin kepalanya ke belakang pas jari hangat Hanan mulai ngelingkupin penis tegangnya.

Jari-jari lentik Hanan dibawa buat ngasih friksi lebih banyak ke penis Andrew yang udah mulai ngeluarin pre-cum. Hanan remas pelan penis Andrew dan main-mainin jempolnya di lubang kencing Andrew bikin cowok jangkung itu jadi nahan diri buat nggak ngeremas rambut Hanan yang sedikit panjang dengan meremat sprai ranjang.

“Fuck, okay Hanan, do it fast.” seru Andrew pas Hanan mulai ngasih jilatan kecil di sepanjang penisnya sebelum benar-benar masukin kejantanan Andrew kedalam mulut hangatnya.

Hanan mulai naik-turunin kepalanya dan Andrew udah nyender ke headboard ranjang sambil ngeliatin setiap pergerakan Hanan dengan seksama. “Jago banget, sayangku,” pujinya yang malah bikin tangan Hanan bergerak ngurut sebagian penisnya yang gak muat di mulutnya dan remes-remes bola kembarnya.

“Udah, aku nggak mau kalo sampe keluar di mulutmu, that's gross.” kata Andrew sambil narik Hanan buat bangkit pas dirasa puncaknya udah dekat.

Hanan jadi mendecak kecil sebelum beneran bangkit dan ngedudukin diri di perut Andrew. “Aku yang diatas, boleh?” tanya Hanan sambil tangannya gerak buat ngelusin rahang tegas Andrew yang udah penuh keringat.

Andrew jadi mengangguk mantap seiring mendaratkan dua tangannya ke pinggang ramping Hanan, “Do whatever you want, sayang, I'm yours. Kamu bisa pake aku semaumu.”

Lenguhan dan erangan saling menyahut pas Hanan mulai masukin ujung penis Andrew ke analnya.

“Ahhh…” keduanya melenguh panjang sedetik setelah Hanan menurunkan pantatnya, membuat kejantanan Andrew tertanam lebih dalam.

“Bbaby, ccan you move now?? I feel so tight didalem.” dengan itu Hanan perlahan menaik turunkan tubuhnya, menyeimbangkan ritmenya sebelum memekik kencang kala Andrw mencengkram pinggangnya dan membantunya untuk mempercepat tempo penyatuannya.

“Greatt.. you're doing great baby,” Hanan dihujani kecupan basah diseluruh wajahnya sembari Andrew masih mempertahankan temponya membantu Hanan menaik turunkan tubuhnya.

Andrew yang sadar Hanan udah hampir mencapai puncaknya dilihat dari nafasnya udah mulai memberat dan jepitan dinding anal Hanan yang mulai menyempit bikin dia perlahan mengubah posisi tanpa melepaskan penyatuannya.

Hanan dibaringkan ke ranjang sebelum kembali dihujam dengan keras dan tepat. Hanan beberapa kali berteriak, menikmati setiap hujaman Andrew yang tepat mengenai sweet spotnya. Cowok jangkung itu menggertakkan rahangnya saat dirinya juga hampir mencapai putihnya.

“Please… Andrew let me— Nghhh let me cum.”

“Fuck, baby, barengan.”

Keduanya jadi melenguh panjang di hujaman kencang Andrew yang bikin Hanan jadi terantuk headboard dan memekik kencang.

“Fuck, thats feels so great.” komentar Andrew sambil ngelepasin penyatuan keduanya dan berguling kesebelah Hanan sebelum narik cowok Hanan mendekat untuk kemudian didekap dan dibisikin kalimat manis.